Suatu tempat memiliki cerita nya masing-masing. Seluruh sudut dan peninggalan di dalamnya dapat memberikan kisah tersendiri, dapat juga membawa cerita bagi manusia yang ingin mengenalnya. Warisan peradaban mengemban kisah yang kian hari kian bertambah ceritanya. Peradaban manusia terus berlanjut terhitung detik, menit, jam, dst. Sejarah pun tercipta.
Tiap sudut Desa Bangun Galih menyimpan sejarah. Sejarah dimulai dari langkah kecil yang diciptakan oleh leluhur. Peradaban manusia di Desa Bangun Galih perlahan kian bertumbuh mengikuti zaman yang juga terus berkembang. Sejarah Desa Bangun Galih akan terus bertambah dan berlanjut. Melanjutkan kisah yang dulu telah dimulai oleh para leluhur.
Berdasarkan sejarah yang ada, disebutkan bahwa Desa Bangun Galih didirikan oleh dua tokoh yaitu Mbah Semadi dan Mbah Mertajaya. Awal mulanya, Mbah Semadi dan Mbah Mertajaya memangkas pohon dan rerumputan sebelah utara yang berbatasan dengan Desa Plumbungan. kegiatan memangkas rerumputan dan pohon untuk dijadikan tempat tinggal dinamakan babat/mbabat dalam bahasa Jawa hingga kemudian daerah tersebut menjadi asal mula dari Pedukuan Babat.
Melanjutkan ke daerah selanjutnya, Mbah Semadi dan Mbah Mertajaya dalam perjalanan menemukan jembata kayu kecil (dalam bahasa jawa disebut dengan wot) yang terbuat dari galih kayu yang kemudia menjadi asal mula dari pedukuan Watgalih” Mbah Semadi dan Mbah Mertajaya melanjutkan hingga ke daerah selatan. dalam perjalanannya, ditemukanlah Pohon pilang yang di atasnya banyak burug bangau berterbangan. Beliau berdua beristirahat di bawah pohon tersebut yang kemudian
daerah tersebut dinamakan dengan Pilang Bango.
Pada penghujung waktu dalam melaksanakan pembukaan daerah-daerah, Mbah Semadi dan Mbah Mertajaya melakukan semedi sebagai bentuk rasa syukur atas kelancaran dalam pembukaan daerah pemukiman. Daerah tempat bersemedi tersebut menjadi asal mula dari Pedukuan Semaden
Untuk menyatukan keseluruha daerah pemukiman yang telah di bangun, maka keseluruhan pedukuan disatukan menjadi sebuah desa dengan nama Bangun Galih yang berasal dari kata Mbangun Galih yang bermakna membangun berdasarkan hati nurani”